Analisis transaksional
ANALISIS TRANSAKSIONAL
A.PENGANTAR KONSTRAN
Pendekatan analisis transaksional dipelopori oleh Erick Berne
dan dikembangkan semenjak tahun 1950. Transaksional maksudnya ialah hubungan
komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang dianalisis yaitu
meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Dari hasil
analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi berlangsung
secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat
menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak.
Analisis transaksional berpendapat bahwa dalam kepribadian
seseorang terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan. Pendekatan ini juga
menekankan fungsi dan pendekatan ego.
B.PANDANGAN TENTANG
MANUSIA
Pandangan analisis transaksional tentang hakekat manusia ialah
pada dasarnya manusia mempunyai keinginan atau dorongan – dorongan untuk
memperoleh sentuhan atau “stroke”. Sentuhan ini ada yang bersifat jasmaniah dan
rohaniah serta yang berbentuk verbal dan fisik. Yang menjadi keperibadian
seseorang ialah bagaimana individu memperoleh sentuhan melalaui transaksi.
Penampilan kepribadian seseorang terbentuk dari naskah hidup seseorang yang
telah terbentuk sejak usia muda.
C.STRUKTUR
KEPRIBADIAN
Analisis transaksional meyakini pada diri individu terdapat
unsure-unsur kepribadian yang
terstruktur dan itu meruakan satu
kesatuan yang disebut dengan “ego state”. Adapun unsur kepribadian itu terdiri
dari:
1. Ego state child
Pernyataan ego dengan ciri kepribadian anak-anak seperti
bersifat manja, riang, lincah dan rewel. Tiga bagian dari ego state child ini
ialah:
a)Adapted child
(kekanak-kanakan)
Unsure ini kurang baik ditampilkan saat komunikasi karena
banyak orang tidak menyukai dan hal ini menujukkan ketidak matangan dalam
sentuhan.
b)Natural child (anak
yang alamiah)
Natural child ini banyak disenangi oleh orang lain karena
sifatnya yang alamiah dan tidak dibuat-buat serta tidak berpura-pura, dan
kebanyakan orang senang pada saat terjadinya transaksi.
c)Little professor
Unsur ini ditampilkan oleh seseorang untuk membuat suasana
riang gembira dan menyenangkan padahal apapun yang dilakukannya itu tidaklah
menunjukkan kebenaran.
2.Ego state parent
Ciri kepribadian yang diwarnai oleh siafat banyak menasehati,
memerintah dan menunjukkan kekuasaannya. Ego state parent ini terbagi dua
yaitu:
- Critical parent. Bagian ini dinilai sebagai bagian kepriadian yang kurang baik, seperti menujukkan sifat judes, cerewet, dll.
- Nurturing parent .Penampilan ego state seperti ini baik seperti merawat dan lain sebagianya.
3.Ego state adult
Berorientasi kepada fakta dan selalu diwarnai pertanyaan apa,
mengapa dan bagaimana.
Dengan demikian untuk
kita ketahui bahwasanya dalam tiap individu ego state yang tiga diatas selalu
ada yang berbeda Cuma kadarnya saja. Berapa banyak ego state yang ada dalam
individu akan mempengaruhi tingkah lakuorang tersebut.
Berdasarkan keberadaan ego state terdapat tiga komposisi yang
ada dalam diri individu adalah:
1. Ego state normal
Sesuai dengan situasi dan kondisi dimana orang itu berada.
Penampilan ego state yang normal ini dapat dilihat dalam suasana yang serius.
2. Ego state kaku
Ego state yang ditmpilaknnya tidak berbeda tetapi hanya satu
saja.
3. Ego state cair
Tidak ada batasan antara penampilan ego state yang satu dengan
yang lain.
D. MOTIVASI HIDUP
Hansen (dalam Taufik, 2000:101) membagi kebutuhan psikologis
manusia menjadi tiga bagian menurut analisis transaksional yaitu:
1.Kebutuhan akan
memperoleh rangsangan
Sentuhan yang diberika bisa bersifat jasmaniah(salaman,
tepukan,belaian), rohaniah (perhatian, senyuman, sapaan), positif (pujian,
sanjungan)maupun negative(ejekan, cemoohan, hinaan).
Sentuhan akan memberikan warna tersendiri bagi individu, jika
sentuhan itu bersifat sistematis maka anak-akan menerima apa adanya. Misalnya
anak yang biasa mendengar kata-kata kasar dari orang tua, apabila dia tidak
mendengar kata-kata tersebut maka ia akan merasakan keanehan.
2.Kebutuhan untuk
menstruktur waktu
Enam bentuk hubungan yang dipilih seseorang dalam mencari
sentuhan;
a)With drawl
Memutuskan hubungan atau hubungan menarik diri. Individu
mencari sentuhan dengan berbicara sendiri, berfantasi.
b) Ritual
Individu melaukan hubungan social untuk memperoleh sentuhan dengan
sedikit modal energy atau juga melihat
sedikit resiko.
c) Pas time
Individu mencari sentuhan dengn melalukan waktu\membiarkan
waktu berlalu tanpa sesuatu yang jelas.
d)Activity
Melakukan suatu kegiatan dimana dalam kegiatan itu diperoleh
sentuhan.
e)Games
Individu yang berupaya memperoleh sentuhan dengan cara
melakukan permainan dengan orang lain.
f) Intimacy
Individu memperoleh sentuhan dengan melakukan hubungan intim
baik dengan individu lain ataupun dengan benda.
3.Kebutuhan untuk
memperoleh posisi hidup
Analisis transaksional menurut A.Harris dalam Taufik (2009)
membagi empat posisi hidup yang sering dipilih oleh seseorang yaitu;
a) Saya OK kamu OK
Posisi ini ialah posisi yang dipilih oleh seseorang apabila ia
merasa beres dan orang lain juga beres. Hubungannya yang terjadi bersifat
evolusioner yaitu berubah secara lambat.
b) Saya OK kamu
tidak OK
Posisi ini dipilih oleh seseorang apabila ia merasa posisinya
beres dan posisi orang lain tidak beres. Hubungan ini cendrung untuk merubah
pihak kedua dan bersifat revolusioner yaitu perubahan secara cepat.
c) Saya tidak OK kamu
OK
Orang yang berada dalam posisi ini ialah orang yang merasa
dirinya tidak beres dan orang lainlah yang beres. Sifat hubungannya ini
devolusioner yaitu berubah secara lambat. Biasanya orang yang memilih posisi
ini mempunyai sifat rendah diri.
d)Saya tidak OK kamu
tidak OK
Orang yang berada pada posisi ini merasa dirinya tidak beres
dan orang lain pun dirasaka tidak beres. Hubungannya tidak jelas yaitu siapa
yang mengubah siapa yang bersifat obvolusioner.
E. JENIS-JENIS
TRANSAKSI
Gerald Corey (dalam Taufik, 2009:108) membagi jenis transaksi
menjadi tiga bagian yaitu:
1. Transaksi
sejajar
Individu yang berkomunikasi dengan menggunakan ego state
tertentu sehingganya respon yang ditampilakan oleh orang lain sesuai dengan
yang diharapkan
2. Transaksi silang
Penampilan ego state seseorang sehingganya respon yang
diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3. Transaksi
terselubung
Penampilan ego state seseorang yang dalam komunikasi yang
memiliki tujuan terselubung dari maksud pembicaraannya.
F.PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Hansen (dalam Taufik,
2009;111) adalah:
- Individu dapat menampilkan ego statenya secara luwes sesuai dengan tempat ia berada
- Individu berusaha menemukan naskah hidupnya secara bebas serta memungkinkan pula ia memperoleh sentuhan secara bebas pula.
- Memilih posisi hidup revolusioner, saya OK kamu Ok
- Ego statenya bersifat fleksibel tidak kaku dan tidak pul cair.
G.PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN YANG ABNORMAL
Masih dalam buku sumber yang sama cirri kepribadian yang
abnormal ialah:
1.Kecendrungan untuk
memilih posisi devolusioner, obvolusioner dan pada dirinya ada unsure tidak Ok
2.Kecenderungan
untuk menggunakan ego state yang tunggal
3.Ego state yang
ditampilkannya terlalu cair
4.Ego statenya
tercemar.
H.TUJUAN DAN
PROSES KONSELING
Adapun tujuan dari konseling ini ialah:
1.Mendekontaminasikan ego state yang terganggu
2.Membantu
mengunakan ketiga ego state yang terganggu
3.Membantu
menggunakan ego state adult secara optimal
4.Mendorong
berkembangnya life position SOKO dan lifi script baru dan produktif.
Berikut ini akan dibahas hal-hal yang harus diperhatikan
konselor dalam melakukan konseling dengan menggunakan analisis transaksional.
1. Analisis struktur
Menjelaskan kepada klien bahwasanya kita sebagai indvidu
mengemban tiga ego state dan menjelaskan tentang ego state itu satu persatu,
sehingganya individu itu sadar ego state yang mana yang lebih dominan dalam
dirinya.
2.Analisis
transaksional
Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok,
sehingganya konselor dapat mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan
dan apakah ego state yang ditampilkan tersebut sudah tepat atau belum.
3.Analisis permainan
Konselor menganalisis suasana permainan yang diikuti oleh klien
untuk mendapat sentuhan, setelah itu dilihat apakah kline mampu menanggung
resiko atau malah bergerak kearah resiko yang tingkatnya lebih rendah.
4. Analisis naskah
hidup
Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini bahwasanya
kliennya terjangkiti posisi hidup yang tidak sehat.
I.TEKNIK-TEKNIK
KONSELING
Teknik konseling yang digunakan adalah:
1. Permission
Memperbolehkan klien melakukan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh orang tuanya
2. Protection
Melindungi klien dari ketakutan karena klien disuruh melanggar
terhadap peraturan orang tuanya.
3. Potency
Mendorong klien untuk menjauhkan diri klien dari injuction
yang diberikan orang tuanya.
4. Operation
a). Interrogation
Mengkonfrontasikan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada
diri klien sehingganya berkembang respon
adult dalam dirinya.
b). Specification
Mengkhususkan hal-hal yang dibicarakan sehingganya klien paham
tentang ego statenya.
c). Confrontation
Menunjukkan kesenjangan
atau ketidak beresan pada diri klien
d). Explanation
Transaksi adult-adult yang terjadi antara konselor dengan
klien untuk menejlaskan mengapa hal ini terjadi (konselor mengajar klien)
e). Illustration
Memberikan contoh pengajaran kepada klien agar ego statenya
digunakan secara tepat.
f). Confirmation
Mendorong klien untuk bekerja lebih keras lagi.
g). Interpretation
Membantu klien menyadari latar belakang dari tingkah lakunya
h). Crystallization
Menjelaskan kepada klien bahwasanya klien sudah boleh
mengikuti games untuk mendapatkan stroke yang diperlukannya.
J. KEKUATAN DAN
KELEMAHAN KONSTRAN
Beberapa kekuatan konseling analisis transaksional menurut
Muhammad Surya (2003:46) yaitu :
1. Terminology yang
sederhana dapat dipelajari dengan mudah diterapkan dengan segera pada perilaku
yang kompleks
2. Klien diharapkan dan
didorong untuk moncoba dalam hubungan di luar ruang konseling untuk mengubah
tingkah laku yang salah
3. Perilaku klien disini dan sekarang, merupakan cara untuk
membawa perbaikan klien.
4. Penekanan pada
pengalaman masa kini dan lingkungan sosial.
Sumber:
Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita. Padang: Jurusan BK FIP
UNP
Taufik. 2009. Model-model konseling. Padang: Jurusan BK FIP
UNP
Muhammad Surya. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka
Bany Quraisy
Komentar
Posting Komentar